Konon: “50% kekayaan dunia di tangan 1% orang dunia. Dan bila semua kekayaan di dunia dikumpulkan, kemudian dibagikan secara merata, maka dalam 5 tahun, distribusi kekayaan akan kembali ke kondisi awal.”
Kita bahas 2 pernyataan di atas yuk:
A. 50% kekayaan dunia di tangan 1% dari jumlah total orang di dunia.
Pagi ini saya membaca artikel:
http://finance.detik.com/…/struktur-pasar-keuangan-ri-masih…
Dana Pihak ketiga di perbankan Indonesia, 50% adalah milik 1% nasabah. Wowwww
Demikian juga di dunia:
https://www.theguardian.com/…/half-world-wealth-in-hands-po…
50 % kekayaan di dunia dikuasai 1% orang di dunia. Wow lagi. Ternyata tidak meratanya distribusi kekayaan juga terjadi di dunia, bukan hanya di Indonesia.
Gambar di artikel ini juga memperlihatkan:
1. 32 juta orang (0,7% populasi dunia) memiliki kekayaan di atas 1 juta USD, bila kekayaannya dikumpulkan, total adalah 98,7 trilyun USD atau 41% kekayaan dunia
2. 3,207 Milyar orang (68,7% populasi dunia) memiliki kekayaan kurang dari 10.000 USD, bila kekayaannya dikumpulkan, total adalah 7,3 trilyun USD atau 3% kekayaan dunia
TERBUKTI….
Salah siapa ketidakmerataan distribusi kekayaan ini?
Salah orang kaya yang tidak mau membagi kekayaan? Salah pemerintah yang tidak membuat kita kaya? Salah konspirasi dunia yang membuat orang miskin tidak bisa kaya? Salah takdir? Meyalahkan pihak lain atau orang lain atas kegagalan kita, tidak akan membuat kita berhasil dan belajar. Saya memilih menjawab salah kita sendiri yang tidak menguasai pengetahuan keuangan.
Dengan mengakui kita bersalah dan kitalah yang menentukan nasib kita sendiri, bukan orang lain, maka kita mengakui juga bahwa kita harus belajar meningkatkan kecerdasan keuangan kita.
Kecerdasan keuangan (Financial IQ) menurut wikipedia,https://en.wikipedia.org/wiki/Financial_Quotient adalah: kemampuan seseorang memperoleh uang dan mengelola keuangannya, dengan memahami cara kerja keuangan.
Beberapa prinsip kecerdasan keuangan:
1. Mempunyai penghasilan
2. Menyisihkan penghasilan (berapapun penghasilannya)
3. Menabung / berinvestasi
4. Meningkatkan hasil investasi
5. Menginvestasikan kembali hasil investasi
6. Mampu mengelola pengeluaran
7. Mempunyai tujuan keuangan
Salah satu poin yang sulit dari 7 prinsip di atas adalah no 2…. menyisihkan penghasilan. Banyak orang bilang, income saya sudah kecil Pak, mana mungkin menyisihkan lagi, yang ada malah saya butuh lebih utk kebutuhan hidup saya dan keluarga, makanya saya hutang kemana2….
“Kemampuan menunda menikmati hasil adalah kunci orang kaya”
1997 – 2000, saya bekerja sebagai karyawan di perusahaan nasional, merasa gaji tidak pernah cukup, tidak pernah bisa menabung, gaji, bonus, thr selalu habis. Tahun 2001, saya pindah ke perusahaan multi nasional, dengan kenaikan gaji, insentif, dan bonus. Tetap kurang, tetap tidak bisa menabung. Kalau kerja di perusahaan nasional, makan siang cukup warteg, waktu di perusahaan baru, minimal restoran fast food atau food court di mall. Di perusahaan lama, baju beli di toko department store nasional. Di perusahaan baru, beli baju di toko bermerk, minimal cari diskon di toko bermerk tersebut. Di perusahaan lama, parfum cukup pakai rapika, di perusahaan baru parfum merk internasional. Dan seterusnya… dan seterusnya.
Saya pernah interview dengan debt collector, dia berbagi pengalaman, pernah menagih karyawan yang bergaji 50 juta, karena tidak bayar kartu kreditnya (ini tahun 2006 ya interviewnya).
Jadi gaji bukan komponen penting dari menabung, tapi pengeluaranlah komponen penting dalam menabung. Berapapun gaji, kalau tidak ditabung, maka pengeluaran akan selalu menyesuaikan. Kita dapat dengan mudah menemukan “alasan yang tepat” untuk setiap pengeluaran.
Salah satu prinsip menabung adalah menabung itu sebelum ada pengeluaran, bukan sisa uang berapa setelah pengeluaran, baru menabung. Dalam arti, setelah menerima gaji, harus langsung menabung sebelum ada pengeluaran2, bukan terima gaji, bayar2 pengeluaran, sebelum terima gaji baru menabung sisa gaji bulan lalu. Pasti habis…
Oiya, ini data tambahan, untuk memberi semangat angka kekayaan berapa yang harus dicapai, dan menjadi pembanding kondisi kita sekarang:
Data 2013:
1. Jumlah orang dewasa di Indonesia 157,869 juta. Mean 11.839 USD. Median 2.393 USD.
2. 81,1% populasi memiliki kekayaan di bawah 10ribu USD
3. 17,6% populasi memiliki kekayaan 10ribu – 100ribu USD
4. 1,3% populasi memiliki kekayaan 100ribu USD – 1 juta USD
5. hanya 0,1% populasi memiliki kekayaan di atas 1 juta USD.
Data dari: https://en.wikipedia.org/…/Recent_Distribution_of_Wealth_in…
B. Dan bila semua kekayaan di dunia dikumpulkan, kemudian dibagikan secara merata, maka dalam 1 tahun, distribusi kekayaan akan kembali ke kondisi awal
Masak sih ???…. nggak mungkin….
Bulan lalu, di Indonesia baru saja terjadi distribusi kekayaan nasional, yaitu THR. Setiap pengusaha mengeluarkan uang lebih untuk membayar THR. Setiap karyawan mendapat uang lebih dalam bentuk THR. Terjadi distribusi kekayaan nasional. Dan hasilnya adalah…..
Apakah uang tersebut kembali ke perusahaan2? Atau benar2 bisa menambah kekayaan karyawan.
Jawabannya adalah: SUDAH HABISKAH THR yang kita terima bulan lalu? Kemana THR kita habis? Konsumsi dan uang kembali ke perusahaan2, atau kita tabung / investasikan untuk menambah kekayaan kita.
Jawaban pertanyaan di atas, adalah jawaban dari pernyataan:
“Dan bila semua kekayaan di dunia dikumpulkan, kemudian dibagikan secara merata, maka dalam 5 tahun, distribusi kekayaan akan kembali ke kondisi awal”
Selamat merenung….
jangan lupa untuk like fb kami : https://www.facebook.com/pipohargiyanto/
follow juga twitter kami di https://twitter.com/PipoHargiyanto
dan instagram kami di https://www.instagram.com/hargiyanto.pipo/
#investasiproperty
#investasi
#passiveincome
#passiveincomeproperty